Sabtu, 28 Maret 2009

JURNAL POLITIK


Pemimpin yang Bersih dan Peduli


Pengalaman pemilu-pemilu yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa rakyat selalu hanya dijadikan objek untuk mendulang suara dan kekuasaan. Rakyat, sebelum pemilu, diberikan janji-janji dan iming-iming tertentu agar memilih parpol tertentu. Namun, setelah pemilu dilaksanakan rakyat kembali dilupakan, dan bahkan tidak dipedulikan. Paradigma ini sudah saatnya harus diubah.

Rakyat harus menyadari bahwa mereka mempunyai kekuatan. Di tangan merekalah kepemimpinan nasional ditentukan. Karena itu, rakyat harus memilih pemimpin yang tepat. Rasulullah bersabda, ''Sesungguhnya aku tidaklah memberikan pekerjaan kepada seseorang, sehingga aku menemui syarat-syaratnya.'' (HR Dailami).

Sedikitnya ada dua syarat, yang dapat diukur oleh rakyat, agar seseorang pantas untuk dipilih sebagai pemimpin mendatang. Pertama, bersih. Bersih dalam konteks ini mengandung dua pengertian. Pertama, bersih jiwanya, yakni ia seorang yang beriman. Keimanannya tersebut terpancar dari perilaku dan sikapnya dalam kehidupan sehari-hari, baik kepada keluarga ataupun masyarakat secara luas.

Kedua, bersih berarti ia seorang yang tidak pernah terlibat dan terindikasikan melakukan kejahatan, baik tindakan kriminal maupun kejahatan moral. Selain bersih diri dan keluarganya, kelompoknya pun harus bersih. Tegasnya, ia dan keluarga serta kelompoknya merupakan orang-orang yang memiliki kredibilitas, bermoral, dan berani untuk menegakkan kebenaran.

Bersih pun merupakan salah satu syarat agar rahmat, pertolongan, dan kemenangan dari Allah datang. Perhatikan firman-Nya, ''Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri.'' (QS 87: 14). Rasulullah pun menegaskan, ''Islam itu bersih, maka bersihkanlah dirimu. Sesungguhnya, tidak akan masuk surga kecuali orang yang bersih.'' (HR Dailami).

Kedua, peduli. Saat ini, kita membutuhkan pemimpin yang peduli kepada rakyat yang dipimpinnya dan memiliki hati nurani. Kepedulian ini dapat diukur dari kiprahnya sejak dini. Kita harus mewaspadai jika ada kelompok yang menjelang pemilu berubah menjadi peduli. Sebab, kepedulian yang ikhlas tidak tumbuh hanya pada saat-saat menjelang pemilu, melainkan sejak awal telah ditunjukkan dengan komitmennya membela rakyat kecil.

Kepedulian yang ikhlas merupakan kepedulian yang timbul dari hati nurani dan rasa tanggung jawab sebagai seorang pemimpin. Ia menjadi ruh dalam setiap tindakan, kegiatan, dan kebijakan yang dilakukannya.

Kini, di saat wacana untuk membentuk 'koalisi bersih' digulirkan, sudah sepatutnya seluruh rakyat mendukung dan mewujudkannya. Karena, sungguh, bangsa ini tidak akan pernah bangkit dari keterpurukan jika tetap dipimpin oleh orang-orang yang tidak amanah dan korup (kotor). Mari kita wujudkan pemerintah dan lembaga legislatif yang bersih dan peduli kepada rakyat yang memilihnya. Wallahu a'lam bishawab.

oase

Keadilan Dalam Eksistensi Diri
Penulis: Drs. Saiman, M.Si

Keadilan merupakan kata yang mengandung makna universal. Semua manusia di dunia dalam hidupnya menginginkan keadilan tanpa kecuali, namun persoalannya tidak semudah yang kita bayangkan, alih-alih keadilan bagaikan barang langka yang sulit menjadi kenyataan. Meskipun keadilan banyak diduskursuskan (discourse) di berbagai aspek hidup dan kehidupan sosial, politik, ekonomi, hukum, budaya, dll, lagi-lagi itu semua hanya menjadi sebuah harapan yang seharusnya (das solen) dan kata-kata manis yang enak di dengar, sedangkan dalam kenyataannya (das sein) sangat berbeda. Untuk memahami keadilan setidaknya ada tiga makna yang dapat kita telaah dalam hal ini, yaitu:



Keadilan bermakna sifat, yaitu keadilan yang menunjukkan atau berdasarkan pada suatu kondisi atau keadaan tertentu, yaitu adil. Adanya keseimbangan (equilibrium), pemerataan, kesamaan (similarity), dan adanya keseragaman merupakan sebagian dari kata-kata yang dapat digunakan untuk menunjukkan makna keadilan. Oleh karena itu keadilan menunjukkan makna sifat, namun mempunyai makna lebih luas dari kata keadilan itu sendiri.



Keadilan bermakna tindakan, artinya keadilan menunjukkan pada suatu perilaku atau perbuatan yang berkeadilan. Perilaku yang tegas tidak berpihak, pilih kasih, dan berat sebelah merupakan gambaran dari tindakan atau perilaku adil. Oleh karena itu keadilan merupakan perilaku yang wajib ditegakkan oleh semua manusia.



Keadilan bermakna manfaat, artinya keadilan yang menunjukkan pada suatu akibat atau hasil (outcomes) yang dapat dirasakan oleh manusia. Manfaat keadilan menyebabkan sesorang menjadi senang, bahagia dan bersyukur karena dia telah merasakan makna dari keadilan tersebut. Seseorang yang telah memperolah haknya dari suatu pekerjaannya merupakan suatu wujud adanya manfaat keadilan, ada hak dan ada kewajiban, maka dia telah memperolah haknya yakni keadilan berupa upah, ataupun bentuk lainnya setelah dia menunaikan kewajibannya.



Keadilan merupakan kosa kata yang tidak hanya untuk diketahui (knowledge) oleh manusia sebagai hambaNya, tapi juga untuk difahami (understanding) dan menjadi perilaku (behavior) dalam kehidupannya. Bahkan Allah SWT mewajibkan setiap manusia untuk menegakan keadilan di dunia dalam aktivitasnya. Sebagaimana firmanNya yang berbunyi : “Sesungguhnya kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca keadilan, supaya manusia dapat menegakkan keadilan” (Q.S.Al Hadiid:25)

Keadilan merupakan salah satu pilar utama dalam membangun masyarakat, karena keadilan menunjukkan adanya sifat dasar (fitrah) yang dimiliki oleh setiap manusia. Dalam perkembangan diri manusia, keadilan harus mampu dipahami, dimaknai dan diamalkan dengan sungguh-sungguh oleh setiap manusia, dengan demikian keadilan dapat ditegakkan. Alah SWT berfirman dalam Surat An Nahl : 90 yang artinya: ”Sesungguhnya Allah telah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pelajaran kepada kamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”.

Berdasarkan firman Allah SWT tersebut, maka keadilan merupakan suatu kewajiban dan mutlak kebenaran adanya. Berbeda dengan keadilan yang diciptakan oleh manusia yang serba relatif dan fana adanya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat An-Nisa : 135 yang berbunyi: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar menjadi penegak keadilan, menjadi saksi Allah sekalipun terhadap dirimu sendiri atau Ibu-Bapak dan kaum Kerabatmu”.

Dengan demikian keadilan dalam eksistensi diri, pada dasarnya memberikan pengertian bahwa manusia harus bersikap adil pada dirinya sendiri, artinya eksistensi manusia di dunia merupakan anugerah dimana kita wajib mensyukuri dan bersujud (tunduk, taat dan patuh) pada apa yang menjadi kehendakNya sekaligus amanah, dimana kita tidak boleh menyia-nyiakan atau melalaikan diri kita sendiri dengan berbuat yang terbaik dan bermanfaat bagi diri kita dan lingkungan disekitar kita, serta memiliki makna (amal, value laden) dihadapan Sang Pencipta (Al Khaliq).

Logikanya, bahwa tidak mungkin kita mampu bersikap adil pada orang lain, jika pada kenyataannya kita belum mampu untuk berbuat adil pada diri sendiri. Adil berarti pula menempatkan diri pada tempatnya (proportional), demikian pula ketika manusia menempatkan eksistensi dirinya dalam kehidupan, sudah tentu memiliki tugas masing-masing sesuai dengan jalan hidup yang dilaluinya. Sebagai contoh keadilan dalam eksistensi diri, misalnya seorang mahasiswa, maka sebagai wujud dari prinsip keadilan, sikap dan perilakunya tentunya harus mencerminkanmahasiswa yang bertugas untuk belajar dan belajar.

Demikian adil terhadap orang lain, dimana kita sebagai makhluk sosial (zoon politicon) yang tidak bisa hidup secara individu, selayaknyalah bersikap adil terhadap orang lain sebagai implementasi dari bersikap adil pada diri sendiri.Terakhir bersikap adil pada semua makhluk ciptaan Allah SWT (tetumbuhan, binatang, dll). Dalam Surat Al Mumtahanah : 8 Allah SWT berfirman bahwa: “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu, karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil“.

Keadilan wajib untuk ditegakkan oleh setiap orang, cemin dari semua sikap dan perilaku keadilan adalah keadilan dalam eksistensi diri, pada saat manusia tidak adil pada dirinya sendiri, berarti dia pun tidak akan pernah adil pada orang lain, makhluk hidup, dan lingkungan dimana dia berada. Keadilan berarti menggambarkan adanya kebaikan, kebaikan menggambarkan kesejahteraan, demikian kesejehteraan akan menggambarkan kedamaian. Semoga Allah SWT menjadikan kita orang-orang yang tergolong berlaku adil. Amien.

Wallahu a’lam bishowab.

Rabu, 18 Maret 2009

GURU PDE AJA LAGI

Aku Mau Tetap Jadi Guru, Bu...
Penulis: Rafifah

Sebening kaca hatimu ibu
Teduh sejuk menyimpan sejuta kasih
Kau ajak aku dalam hidupmu
Yang penuh rintangan

Kubersyukur terlahir kedunia ini melalui rahimmu
Kau ajari aku berdoa tuk setiap keluh dan kesah
Saat kuayun penaku ini, ku sedang mengulang ingatanku tentang kegembiraanku tadi pagi bersama murid-muridku.

Hilang sudah rasanya penat seharian, kalau ingat muridku yang lucu-lucu.Terima kasih muridku, kau sungguh lucu. Kadang aku tidak bisa tidur hanya karena tiba-tiba ingat si Iman yang melucu.

Atau Salma yang selalu orasi, bak seorang orator ulung. Padahal menyebut huruf “R” saja belum jelas. Ah terlalu banyak kejadian yang mengesankan, Bu…

Kalau kutulis semua ibu lelah membacanya. Buku diaryku pun sudah ampun-ampun kalau kumulai menulis tentang anak-anak setiap malam menjelang tidur.

Tapi Bu, kusedih kalau ingat perkataan ibu. Sebenarnya sudah lama ibu katakan, mungkin sekarang ibu sudah lupa.Karena ibu sibuk organisasi.

Ibu pernah menyuruhku pindah profesi. Kalau ada yang tanya tentang pekerjaanku, ibu selalu menempelkan kata “cuma jadi guru”. Ah gadinya kecil tidak seberapa, apalagi ngajar Tk.

Tapi sungguh Ibu, menjadi guru menjadi cita-citaku sejak kecil. Masih ingatkah ibu, betapa senangnya aku mengumpulkan anak-anak tetangga.Lalu kuajari menyanyi, kuhibur mereka dengan aneka cerita, hingga tidak ada anak yang bersedih.Waktu itu kubayangkan ku jadi guru yang sayang pada murid-muridnya.

Sekarang tercapai sudah cita-citaku, Bu…

Aku jadi bu guru sekarang. Duh senang lho, Bu… Bagaimana tidak hatiku selalu terhibur oleh lucunya anak-anak. Kadang rasa sakit bulananku bisa hilang, karena kulupa. Hatiku terhibur oleh suara anak-anak yang bersenandung.

Aku jadi semangat belajar semua ilmu. Kalau anak muridku tanya sesuatu, aku sudah tahu. Malu khan kalau bu guru selalu jawab tidak tahu. Apalagi anak-anak muridku senang bertanya ini itu.

Ada sebuah tulisan bagus yang pernah kubaca, siapa yang mengajarkan kebaikan, maka semua makhluq Allah akan memintakan ampun, hatta ikan yang ada di laut.

Aku mau tetap mau jadi guru, Bu… sampai maut menjemputku.

Senin, 09 Maret 2009

retorika

Mengapa Harus KAMMI
(Sebuah Refleksi Terhadap Gerakan Mahasiswa Masa Kini)
Oleh: Muhammad Yusuf
Mahasiswa PPKn/Aktifis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia

Sesungguhnya akan hadir dikalangan manusia segolongan umat yang senantiasa menyeruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari kemungkaran
Segala puji hanyalah nilik Allah azza wajalla, karena atas segala limpahan rahmat dan karunianya sehingga kita masih diberikan kekuatan iman untuk senantiasa menapaki jalan kebenaran. Shalawat dan salam kepada baginda Rasulullah Saw, kepada para keluarganya, para sahabatnya dan kaum muslimin yang senantiasa komitmen diatas jalan kebenaran.

Aku heran dan ambigu, menatap tingkah sahabatku sang aktifis mahasiswa yang tidak lain dikenal sebagai tokoh pergerakan mahasiswa sudah larut dalam lingkaran setan yang tidak sewajarnya dipertontonkan oleh sang aktifis. Idealisme yang suci nan sakral pun tergadaikan oleh persoalan kepentingan perut yang memberontak dan tidak punya jalan akhir. Realitas gerakan mahasiswa tak secantik lagi bunga mawar yang sedang mekar dipagi hari dan tak sejernih air terjun yang mengalir indah.
Mengapa ini bisa terjadi???
Lagi-lagi bahasa ini cukup mengena hati bagi kalangan aktifis pergerakan mahasiswa, dimana mereka menempatkan uang diatas segala-galanya, karena tidak ada jalan menuju solusi selain cara seperti itu mereka rela jual idealisme, mereka rela masuk dalam area politik praktis, mereka rela memuaskan kepentingan para elit-elit politik tertentu, yang tidak lain demi materi yang sifatnya sesaat.
Lihat aksi-aksi yang mereka lakoni tidak lagi menampakkan kemurnian gerakan mahasiswa, gerakan mahasiswa sudah ternodai akibat perlakuan bejat mereka. Konon katanya aksi mereka adalah aksi moral memperjuangkan aspirasi rakyat, akan tetapi bakar ban sanasini sampai memblokade jalan raya dimana jalanan tersebut adalah dipergunakan untuk lalulalangnya para khalayak ramai yang tidak lain rakyat itu sendiri. Apakah ini sebuah gerakan? Apakah ini seorang kaum intelektualis? lakoni aksi moral yang mengandung muatan politis ! dimana idealisme yang selama ini kita agung-agungkan? Saudaraku mari kita sadar diri untuk kembali kepada khittah perjuangan mahasiswa yang sesungguhnya.
Khittah perjuangan yang murni mesti ada dalam setiap gerakan sehingga tidak mudah terkotak-kotakkan, sehingga itu perlunya ada sebuah gerakan yang senatisa memurnikan kembali gerakan yang ada dan memperlihatkan kepada masyarakat bahwa inilah gerakan mahasiswa yang senatiasa memurnikan gerakannya untuk kemaslahatan umat. Dalam rangka mewujudkan proses bernegara bebas dari jeratan korupsi, kolusi dan nepotisme.
Siapakah Mereka???
Dialah pondasi sekaligus pilar demi membangkitkan ghirah mahasiswa untuk kembali bergerak tanpa tendensi apapun didalamnya, dia cadalah kumpulan mahasiswa muslim mencoba mengatakan kepada Indonesia bahawa inilah arah pergerakan mahasiswa yang senantiasa memurnikan gerakan dalam setiap aksi jalanan yang mereka tekuni dan membuktikan kepada Indonesia bahwa tidak ada aksi blokade jalan atau aksi bakar ban, dan tidak ada aksi jalanan macet dan gerakan yang tidak sarat muatan politis didalamnya. Itulah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia yang berdiri pada perjuangan reformasi di Universitas Muhamadiyah Malang 29 Maret 1998.
Mengapa harus KAMMI???
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia atau yang lebih dikenal dengan KAMMI tampil berada digarda terdepan dalam perjuangan reformasi.KAMMI dalam setiap gerakannya selalu berpedoman kepada nilai-nilai ketauhidan sebagai ruh gerakan. Lahirnya KAMMI juga didasari oleh banyaknya aktifitas gerakan mahasiswa yang keluar dari area gerakan mahasiswa mereka sudah berani masuk dalam wilayah yang sesungguhnya haram untuk dilakoni oleh sebuah gerakan mahasiswa seperti penggadaian idealisme, area politik praktis atau intervensi birokrasi untuk menyewa gerakan mahasiswa, gerakan mahasiswa laksana rental yang menunggu pelanggan datang.
Sudah saatnya memang gerakan mahasiswa harus mengembalikan eksistensi gerakannya, agar tidak terjadi citra buruk dimasyarakat yang mengidentikkan gerakan mahasiswa sebagai gerakan anarkisme yang jauh dari nilai-nilai moralitas. Rubah format gerakan dan kembali kepada gerkan mahasiswa sesungguhnya adalah hak mutlak yang mesti dijalankan karea suara mahasiswa adalah suara jeritan rakyat yang terzholimi oleh pemerintahan otoriter yang kontroversial dan tidak memihak kepada rakyat.
Wahai saudaraku mari sadar diri untuk kembali kepada jalan yang benar, ingat waktu akan senatiasa berputar akan tetapi jalan menuju pemurnian gerakan masih terbuka lebar berubahlah sebelum perubahan itu hilang dan meninggalkan kita semua.

Sudah saatnya arah porgerakan mahasiswa harus kembali kepada jalan dan koridor yang benar, mari kita buka kembali lembaran baru kenurnian gerakan kita.
Hidup Mahasiswa

Wallahu A’lam Bishowwab

Refleksi Perjalanan Lembaga Kemahasiswaan Tataran Universitas
Oleh: Muhammad Yusuf
Aktifis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)
Mahasiswa PPKn FKIP Unhalu

Bunga mawar mekar dipagi hari hadirkan pesona keharuman bagi para pecinta kedamaian
Seuntai asa yang pernah aku torehkan sirna dan kiranya akan bangkit kembali menuju kemenangan

Saya mengajak kepada para pecinta kebenaran untuk kiranya berkontemplasi sejenak seraya merefleksi aktifitas para aktifis dilembaga kemahasiswaan internal kampus tataran universitas lihat dan kemudian tanya kontribusi apa yang telah mereka berikan kepada kita semua apakah ada relisasi ataukah sebatas wacana dan angan-angan belaka.
Lagi-lagi komitmen perubahan yang diwacanakan dalam kampanye monologis dan kampanye dialogis hanyalah sebuah retorika busuk yang dibungkus dengan pemanis buatan yang membuat kita terlelap sejenak dengan nyanyian nina bobo akankah kita terus mendukungnya atau kita lawan dengan bahasa-bahasa kebenaran yang kita miliki.
Sejatinya seorang mahasiswa jangan tinggal diam sudah saatnya kita bangkit dari biusan para pelaku pembohongan untuk kita menggapai perubahan sejati dan membangun sebuah peradaban yang bisa dikenang dengan sebuah kemajuan yang sangat signifikan.
Tongkat peradaban yang indah dan menyejarah yang kita inginkan bukan wcana dan retorika pembohongan tapi bukti nyata bahwa telah dibangun sebuah kejujuran dalam kepemimpinan dibuktikan dengan sebuah karya nyata yang bisa memuaskan dan dapat dinikmati.
Wahai para aktifis mahasiswa pemegang tongkat kepemimpinan lembaga kemahasiswaan sadarkah engkau bahwa sampai saat ini karya nyatamu belum kami nikmati kenapa engkau vakum mana kontribusi yang telah kau berikan pada kami.
Jangan biarkan kepemimpinan ini tak mempunyai arah mari kita bangun kembali menuju karya nyatas dan sebuah perubahan yang besar
Wallahu A’lam Bishowwab